AZAB " KISAH IBU RUMAH TANGGA '' TERJERAT RIBA 69 RENTENIR ''



Ayu (nama samaran), seseorang ibu rumah-tangga dengan setumpuk permasalahan ekonomi. Tinggal di suatu tempat tinggal simpel di Bantul, ia melakukan hidup penuh ketakutan. Ayu memperoleh teror, ancaman, caci maki, serta pengucapan kasar dari beberapa rentenir penagih utang di tempat tinggalnya sehari-hari. Tidak dapat melunasi, utangnya selalu menumpuk sampai Rp18 juta.

Wanita berumur 45 th. ini tak pernah lari dari kejaran beberapa rentenir. Ayu senantiasa membukakkan pintu serta hadapi beberapa rentenir waktu suaminya pergi kerja. Dalam keadaan sakit-sakitan, ia sendirian hadapi beberapa rentenir. “Saya tidak pernah lari. Sepahit apa pun saya hadapi permasalahan ini, ” katanya di tempat tinggalnya Bantul, Senin (1/2/2016), diambil dari Tempo.

Tidak ada barang mewah dirumah Ayu yang berdinding batu bata serta berlantai ubin. Dapurnya menyatu dengan ruangan tamu. Dua sepeda jadi barang bernilai yang tersisa. Semuanya beberapa barang elegan ludes terjual untuk membayar angsuran utang ke rentenir.

Ayu menjelaskan terlilit rentenir mulai sejak 4 tahun lalu. Seseorang rentenir mendatangi tempat tinggalnya. Ia tergiur dengan tawaran rentenir lantaran waktu itu kepepet atau tak miliki duit sekalipun. Duit hasil utang dari rentenir sebesar Rp100 ribu digunakannya untuk menambal modal dari jualan es juice di depan tempat tinggalnya. “Tidak ada pemasukan sekalipun dari hasil jualan. Ada tetangga yang kasih tau tawaran utang duit dari rentenir, ” kata dia.

Dari utang sebesar Rp 100 ribu, Ayu dipotong Rp 15 ribu untuk ongkos administrasi. Ia mesti mencicil sebesar Rp 13 ribu tiap-tiap minggu untuk periode waktu pelunasan selama 10 minggu.

Keperluan ekonomi keluarga yang makin bertambah bikin Ayu mesti mengutang kembali pada rentenir yang lain. Ayu mesti membiayai sekolah dua anaknya. Suaminya, Marto (nama samaran), cuma bekerja sebagai sales. Transaksi berlangsung dengan tujuh sampai 10 rentenir rata-rata /hari. Utangnya pada 70 rentenir menumpuk sampai Rp 18 juta.

Ayu menyampaikan beberapa rentenir mempunyai trik spesial untuk menjerat beberapa penghutang atau nasabah. Saat penghutang tidak dapat bayar, seseorang rentenir umumnya mengajak rentenir lain untuk meminjami duit. Ayu yg tidak miliki duit lalu mengambil jalan keluar itu.

Menurut dia, beberapa rentenir yang menagih angsuran utang mempunyai ciri-ciri yang tidak sama. Mereka berdatangan waktu suaminya pergi bekerja. “Saya diperlakukan seperti seseorang maling. Mereka ada yang meneror ingin menusuk saya, ” kata dia.

Dia tiap-tiap malam tidak dapat tidur tenang lantaran pikirkan jalan keluar membayar utang-utangnya. Dia berniat tak menyampaikan ke suaminya waktu terlilit utang lantaran tidak ingin membebani.

Satu hari, Ayu pernah pingsan di jalanan lantaran coba mencari utang ke sana kemari untuk melunasi utangnya ke rentenir. Suaminya, Marto cemas serta berupaya mencarinya.

Marto baru tahu isterinya terbelit utang satu tahun paling akhir. Tiap-tiap ditempat kerja jadi tak tenang lantaran pikirkan isteri dirumah yang ditagih rentenir. “Istri saya tidak pernah lari waktu ditagih. Kami tentu bayar, ” tuturnya sambil meneteskan air mata